CURRICULUM : A COMPREHENSIVE INTRODUCTION
BY: LIA MULIAWATI- ENGLISH EDUCATION DEPARTMENT-A SMT IV 2012
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
BAB I
PENDAHULUAN
A)
Latar
Belakang
Buku
ini merupakan sebuah pengantar komprehensif pada kurikulum sebagai acuan karena
buku ini memiliki unsur-unsur yang saya butuhkan dalam membuat chapter report,
selain itu bab ini memberitahukan bagaimana politik kurikulum membuat dan
menerangkan potensi sumber dari konflik diantara para pemimpin. Isu yang
mempengaruhi pengembangan kurikulum selalu berubah sesuai dengan perubahan
zaman, sosio-kultural, politik, ekonomi, bahkan isu-isu yang menjadi tren di
dalam kehidupan masyarakat. Artinya isu dalam pengembangan kurikulum mencangkup
seluruh aspek kehidupan masyarakat.
Sebuah mata
pelajaran dari pembuatan politik kurikulum mungkin membantu pembaca menjadi
lebih terkait tentang membuat pembahasan bahwa proses berjalan dengan level
yang berbeda. pembaca harus mulai bertanya, grup apa yang berminat membuat
pembahasan kurikulum? Apakah konsekuensi dari solusi politik untuk pertanyaan kurikulum itu
sendiri?
B)
Rumusan
Masalah
Pertanyaan:
1.
Sebutkan
dan jelaskan hal-hal terpenting dalam
issues pada bab ini?
2.
Jelaskan
issu-issu kurikulum menurut pandangan
dari ahli lain?
3.
Apa
saja bidang mata pelajaran pada Directions in the subject fields?
4.
Jelaskan
tahap-tahap dari The Politics of Curriculum Making?
5.
Siapa
saja yang dapat menentukan kebijakan kurikulum?
C)
Tujuan
Penulisan
Dengan
adanya rumusan masalah sangat di harapkan membawa manfaat besar terutama bagi
calon-calon tenaga pendidik di Indonesia ini.
Dalam makalah
ini setiap pembaca mengetahui issu dan trend yang berkembang dalam kurikulum
ini, mengetahui sejarah dan dan ilmu sosial pada subjek materi dan metodology
pada pengantar komprehensif.
D)
Identitas
Buku
Judul
buku : Curriculum: A
Comprehensive Introduction
Pengarang : John D. Mc Neil
Penerbit : Little Brown
Tahun : 1998
Jumlah
halaman : 325
Judul
Chapter report : Issues and Trends
Bab : IV
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Arus isu menuntut tanggapan kurikulum lima hal
terpenting dalam issu kurikulum yaitu: Kurikulum yang tersembunyi (the hidden curriculum),
Pendidikan moral (moral education), Pluralisme kebudayaan (cultural pluralism),
Tendensi atau urutan pokok (main treaming), dan karir pendidikan (career education).
Issu ini adalah penting sekali karena pemecahan atau resolusi issu akan berubah
dalam kurikulum dengan cara yang sangat berbeda. Disini, pengarang memberitahu
bahwa buku ini tidak akan memberikan definisi kumpulan solusi pada issu,
sebagai ganti nya menawarkan batasan gambaran dengan menghormati satu sama
lain. Tujuannya tidak untuk memperdebatkan satu mengasihi gambaran tapi
mempertimbangkan semua faktor yang digunakan. Yang ke-enam, mata pelajaran
internasional (international studies) adalah kurang penting, tapi itu diminati
pada orang di beberapa negara dan memberi kesan bagaimana kerjasama
internasional bisa menyumbang terhadap masalah solusi kurikulum.
1)
Kurikulum Tersembunyi (The hidden curriculum)
Sebuah
ungkapan, kurikulum tersembunyi menunjukan bahwa beberapa akibat disengaja dari
pendidikan yang diterima di sekolah tidak secara formal mengakui ini adalah
tidak secara resmi mempunyai pengaruh atas bahan-bahan pelajaran. Yang mungkin
salah satu mendukung atau melemah hasil pencapaian dalam daftar tujuan.
Kurikulum tersembunyi memberi kenaikan pada beberapa orang tentang pertanyaan
penting. Apakah itu mendidik atau salah mendidik? Demi kepentingan siapa
pelayanan terbaik itu? seharusnya pekerja kurikulum mengontrol kurikulum
tersembunyi baik tidak berbahaya atau sebuah alat untuk tujuan pernyataan
secara resmi? Haruskah kita meninggalkan kewajaran,menyembunyikan, alamiah dan aspek pada sekolah yang tidak berpengalaman?
Pertama
bagaimanapun, kita harus memahami apa yang dimaksud oleh kurikulum tersembunyi
ada beberapa definisi yaitu:
·
pandangan
sosiologis pada kurikulum tersembunyi
sosiologis
menarik di susunan dan sistem sosial, mereka belajar kedudukan atau posisi,
peran, dan berinteraksi, pola diantaranya berbeda orang, mereka belajar
menggunakan kekuasaan, kewenangan, norma, persetujuan, dan tindak tanduk
sosiologis juga menarik pada proses dan tujuan.
Contoh:
menurutnya sekolah mempunyai fungsi
seperti sosialisasi pada anak-anak mempersiapkan remaja untuk masa kedewasaan.
Menurut C. Wayne
Gordon menyatakan pembelajaran alamiah dari sistem sekolah informal apa yang di
pelajari itu dibuat-buat sebuah sistem kurikulum
tersembunyi. Gordon percaya bahwa guru harus mengenal dari sistem informal.
tersembunyi. Gordon percaya bahwa guru harus mengenal dari sistem informal.
·
Pandangan
lain pada kurikulum tersembunyi
Lawrence
Kohlburg telah mengusulkan bahwa kurikulum tersembunyi bisa menjadi sebuah
wahana untuk pertumbuhan moral, mematuhi hukum, tata tertib konstitusi, karakter
moral, dan yang terutama adalah moral pendidikan adalah kesetiaan pada sekolah.
2)
Pendidikan moral
(Moral Education)
Urusan
moral menurut orang Amerika tanpa dasar moral, tidak akan ada pemerintah,
teknologi, atau bahan yang mencukupi issu ini.
Menurut
Philip Phenix menunjuk dengan tepat dasar pertanyaan pada pendidikan moral sebagai nilai, standar, atau
norma-norma itu adalah menjadi penggunaan dan sumber pembenaran untuk
norma-norma ini. Dalam wewenang pada pendidikan moral, sekolah harus
mengembangakan skill dan terus focus mepertimbangkan pada pribadi dan masalah
sosial, membawa dan menanggung perspective yang relevan dari berbagai dimensi
khusus.
3)
Budaya
pluralisme dan kurikulum (Cultural Pluralism and The Curriculum)
Dewan
pendidikan Historycally menolak kurikulum di bedakan untuk orang italia, kulit
hitam, chicaos,rasial,kelompok beragama dan etnis lainnya.
Pada
tahun 1974, budaya pluralisme mencakup banyak tujuan sosial, setiap sekolah
dapat ditempatkan pada titik yang berbeda sepanjang kontinum separatisme budaya
pluralisme.menurut James Deslonde di Stanford University memperkenalkan 6 tahap
dimana sekolah dapat digolongkan.
·
Separatisme,
sukarela terpisah di sepanjang garis ras etnis sekolah. Staf menekankan
persiapan akademik, identitas budaya, study etnis, studi ketidaksetaraan, dan
pencocokan program untuk gaya budaya masyarakat.
·
Segregasi,
sekolah dengan tidak sukarela memisahkan siswa,, pemimpin sekolah cenderung
menyangkal masalah keanekaragaman dan mencoba dan mempertahankan status, orang
di sekolah-sekolah mencurahkan perhatian untuk jadwal bus dan penempatan murid dari
modifikasi dalam kurikulum guru dapat menerima pelatihan sensitivitas budaya.
·
Desegregasi,
sekolah secara fisik mengatur ulang anak-anak dan mencoba menyesuaikan anak ke
lingkungan sekolah. Beberapa anak-anak dengan bus. Dalam dalam tahap awal
desegrasi banyak tenaga yang keluar pada proses kecil di kurikulum. Biasanya,
ketika menata ulang anak-anak, daerah menemukan bahwa hanya menempatkan sisi
ridak melakukan pekerjaannya mungkin ada persiapan kegiatan studi etnis.
·
Posting
desegregasi. Sekolah memiliki program tujuan baru, yaitu studi sosial yang
mencakup konten ditujukan pada kelompok minoritas yang berlaku. Guru memperoleh
keterampilan baru, dunia anak mengambil ketiga bagian dalam program
pembangunanbaik skill atau sesi kesadara budaya. Ada penekanan mendiagnosis
pada kelemahan akademik.
4). Mainstreaming
Mainstreaming
adalah jenis lain dari integrasi itu adalah masuknya anak-anak cacat di
mainstrem pengasuahan anak dan pendidikan.ada beberpa issu etis dan ptraktis
yang berkaitan dengan pencampuran yang sukses seperti; argument untuk
mainstreaming, masah dalam mainstreaming, mainsteaming dan kurikulum.
5). Karir pendidikan (career Education)
Juru bicara
untuk karir pendidikan telah mendefinisikannya dengan cara yang berbeda.
Menekankan beberapa kesempatan memberikan pelajar untuk pengalam kerja langsung
dalam situasi formal dan informal, lainya mendefinisikan sebagai suatu rencana dimana individu dapat
berorientasi pada dunia kerja dan menjadi lebih terlibat secara aktif dalam
angkatan kerja, masih ada yang memandang pendidikan karir sebagai upayatotal
sekolah dan masyarakat membantu semua orang menjadi akrab denagn
nilai-nilaimasyarakat yang berorientasi kerja. Menurut perspektif ini, pendidikan
karir adalah usaha bergerak melampaui tujuan menghasilkan pekerja tidak kritis
untuk pasar tenaga kerja. Program ini membantu memperluas pemikiran untuk
memisahkan pekerjaan dari eksploitasi ekonomi dan menganggap karir sebagai
sumber yang layak martabat manusia dan kebebasanya.
Bagaimanapun,
beberapa karakteristik tampaknya penting untuk pendidikan karir, itu harus
diberikan kepada semua siswa dan melibatkan semua pendidik.
6) Studi International ( study International)
Studi
internasioanal telah mengangakt persoalan tentang apakah kurikulum sekolah bisa
efektif dibeberapa daerah seperti ilmu pengetahuan tetapi tidak pada orang
lain. Pendidik menjadi terganggu oleh temuan dari studi menunjukan bahwa
gagasan-gagasan berharga, seperti ukuran kelas, karakteristik guru, dan metode
pembelajaran , tidak berkolerasi dengan metodologi yang digunakan dalam studi
telah menjadi issu tersendiri.
2. Isu dalam
Pengembangan Kurikulum menurut Ahli
Isu yang mempengaruhi pengembangan
kurikulum selalu berubah sesuai dengan perubahan zaman, sosio-kultural,
politik, ekonomi, bahkan isu-isu yang menjadi tren di dalam kehidupan
masyarakat. Artinya isu dalam pengembangan kurikulum mencangkup seluruh aspek
kehidupan masyarakat. Oleh karena terlalu abstraknya masalah isu ini, maka Alan
C. Ornstein dan Francis P. Hupkins (1996:277-300) membagi kurikulum dalam
kategori sebagai berikut:
1. Consored Curriculum
Dilatarbelakangi oleh gerakan anti diskriminasi
terhadap golongan minoritas yang kadang merasa dirugikan oleh beberapa buku
teks atau bahan ajar, consored curriculum menjadi titik awal dari sebuah
gerakan memperjuangkan keadilan di dalam dunia pendidikan khususnya menyangkut
kurikulum. Dalam hal ini kurikulum diharuskan untuk memberikan penegasan dan
melakukan penyaringan terhadap bahan ajar yang merugikan kelompok-kelompok
minoritas. Kurikulum harus bersih dari isu-isu yang berbau rasis, pelemahan
perempuan (gender), pesanan kelompok dominan, dan lain sebagainya. Pendek kata
kurikulum harus netral dan detail.
2.
Compensatory Curriculum
Conpensatory curriculum menurut kurikulum untuk
memerhatikan dan melakukan langkah-langkah penyelamatan terhadap kekurangan
peserta didik. Langkah-langkah tersebut diistilahkan dengan kompensasi
(compensatory) kurikulum terhadap masalah yang dihadapi peserta didik. Contoh
nyata dari kompensasi kurikulum ini bisa dilihat pada program-program berikut:
1) Pendidikan usia dini, 2) Pendidikan sebelum masuk perguruan tinggi, 3)
Program martikulasi, dan lain sebagainya.
3. Irrelevant Curriculum
Bagian ini
menurut kurikulum untuk selalu relevan dengan situasi dan kondisi yang
berkembang dalam masyarakat. Caranya tentu tidak hanya dengan mengadakan
pengkajian dengan melihat ke luar (kebutuhan dan permintaan masyarakat), tapi
juga terus menerus melihat ke dalam guna mengadakan perbaikan terhadap
materi-materi yang sudah tidak relevan lagi dengan situasi dan kondisi yang
terus berkembang.
4. Emerging Curriculum
Emerging
curriculum menurut kurikulum untuk selalu siaga terhadap isu-isu yang mendasar
dan mendesak di dalam masyarakat. Misalnya, ketika masyarakat mulai resah
dengan moralitas kawula mudanya dan perilaku seks bebas yang semakin
merisaukan, maka saat itu juga kurikulum harus tanggap dan membantu masyarakat
dengan mengadakan materi seperti materi moralitas agama dan budaya.
3. Arah di bidang mata pelajaran (Directions in the subject fields)
Pembahasan dalam
bab ini adalah mengatur secara berurutan, meskipun lebih dalam tren guna selain
sebagai resital rinci peristiwa. Hal ini dimaksudkan bahwa bab ini
mengungkapkan apa saja berbagai bidang pelajaran bagaikan di masa lalu,menjelaskan
arah mereka sekarang mengambil, dan
menunjukkan kekuatan yang akan membentuk mereka di masa depan. Hasil analisis tersebut dilaporkan dalam bab ini, ada beberapa
bidang subjek yaitu:
1) Matematika(Mathematic)
Sebelum tahun 1950, sekolah umumnya dianggap
matematika sekitar satu tema sentral: mahasiswa penguasaan keterampilan
komputasi dasar. Pendekatan praktis namun sederhana untuk instruksi matematika
tidak dapat mengakomodasi kebutuhan bangsa yang semakin meningkat untuk ahli
matematika teoritis dan ilmuwan. Pada awal 1960, sebuah tren baru dalam
instruksi matematika telah muncul, mahasiswa acquaisition matematika sebagai
suatu disiplin.
Dua
pengaruh membantu menciptakan tren dalam gerak. Para pengaruh pertama mencerminkan kebutuhan tersebut di atas
untuk ilmuwan yang kompeten dan kreatif pengaruh lain pada kurikulum matematika
adalah percaya bahwa setiap orang bisa mendapat keuntungan dengan memperoleh
penyuluhan, matematika sebagai suatu disiplin. Secara singkat menyatakan,
keyakinan adalah bahwa bidang materi pelajaran harus memperkenalkan pada siswa
terhadap konsep-konsep umum, prinsip, dan hukum yang anggota penggunaan
disiplin dalam pemecahan masalah.
2) Ilmu (science)
Semua cabang perusahaan ilmiah bergantung pada dia
prinsip-prinsip dan hukum matematika sebagai dasar untuk teori dan metodologi,
karena ketergantungan ini, kurikulum tren dalam materi pelajaran ilmu
pengetahuan di awal 1960 dibentuk oleh kekuatan yang sama yang matematika
dipengaruhi, yaitu, proposal disiplin dan push untuk spesialisasi,
kekuatan-kekuatan terutama mempengaruhi ilmu karena ia merasa bahwa kemajuan
dalam masyarakat teknologi diperlukan pelatihan ilmuwan yang sangat terampil
dan teknisi.
Ilmu pokok saat ini adalah konseptual dan teoritis
canggih. Siswa diperkenalkan dengan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dengan
proses penemuan dari percobaan
sederhana. Kecenderungan untuk memanusiakan kurikulum telah menghasilkan
multidisiplin untuk berbagai situasi masalah berlaku hukum dasar ilmu pengetahuan.
Tidak seperti program ilmu pengetahuan dasar, sebagian besar program ilmu
sekunder masih diorganisir sekitar topik seperti biologi, kimia, dan fisik,
program ini dirancang untuk sebagian kecil mahasiswa.
3) Pendidikan Fisik (Physical education)
Sepanjang tahun
1960, penawaran pendidikan jasmani secara bertahap diperluas. Asosiasi Amerika
untuk Kesehatan, Pendidikan fisik dan Rekreasi (sebuah organisasi yang
beranggotakan 50.000 profesional) telah menyarankan lima pedoman untuk masa
depan program pendidikan jasmani:
·
Rincian teknik massa pendidikan
saat ini.
·
Meningkatkan
fleksibilitas dari penawaran dan metode pengajaran.
·
Lihat olahraga sebagai lebih dari
kompetisi atletik.
·
Meningkatkan kelas coeducational,
berlayar, pelatihan konselor, pertahanan diri.
·
Mempromosikan kebugaran fisik
sepanjang hidup
·
Asosiasi
merekomendasikan bahwa metode pengajaran menekankan kegiatan yang dapat
berfungsi sebagai kendaraan untuk pendidikan seluruh pribadi, aktivitas harus
dirancang untuk memperkenalkan mahasiswa dengan potensi halus dan sering
diabaikan dari tubuh manusia.
4)
Bahasa inggris (English)
Bahasa Inggris di sekolah sebuah mata pelajaran yang relatif
muda, tidak lebih dari 100 tahun. Ada berbagai studi retorika bahasa inggris,
pidato, ejaan, literaty, sejarah, dan membaca, berikut penawaran ini traditioal bersatu di bawah
pengajaran dari inggris mata pelajaran tunggal
dengan sastra, bahasa dan komposisi membentuk komponen utama. Guru bahasa Inggris dan pekerja kurikulum masih bertanya-tanya
apakah program harus menampilkan karya-karya besar sastra atau menekankan
masalah kontemporer dan interpretasi psikologis modern. Ada kekhawatiran
meningkat tentang Inggris baru sebagai siswa lulus menemukan bahwa mereka tidak
dilengkapi dengan dasar membaca dan kemampuan menulis yang diperlukan untuk
pekerjaan. Dalam laporan, tren saat ini dalam
pengajaran bahasa Inggris mencerminkan tiga konsep yang saling bertentangan.
Gur yang menilai basis orientasi
akademik intruksi mereka pada apa sarjana lakukan di lapangan. Mereka yang
berpikir pendidikan sebagai pertumbuhan pribadi hadir untuk pedagogi sebagai
sociiated dengan ekspresi lisan, proyek, media populer, literalure kontemporer,
dan komentar sosial. Mereka yang berpikir Bahasa Inggris sebagai seperangkat
keterampilan mekanik dalam penggunaan bahasa yang berfokus langsung pada
membaca, mengeja, dan menulis.
5)
Ajaran Membaca (the
Teachin of Reading)
Tren dalam
pengajaran membaca selama dekade ini diikuti mereka dalam seni bahasa lainnya.
Struktur kalimat lebih bervariasi bekerja di mulai bahan bacaan dan beberapa
guru menggunakan pendekatan bahasa pengalaman dimana anak belajar membaca
dengan membaca apa yang mereka sendiri telah berbicara. Arah masa depan dalam
pengajaran membaca akan merespon agenda berikut menarik bagi peneliti dan
pembuat kebijakan:
·
Penyalah gunaan instruksi berdasarkan model hirarkis mencerminkan kekhawatiran bahwa mungkin adakonsekuensi
yang kepercayaan tidak lebih menguntungkan dari kepercayaan pada pendekatan
prespektif diagnostik yang bersandar pada hirarkis yang tidak sepenuhnya
divalidasi.
·
Hubungan
tugas instruksional untuk kemampuan perkembangan ditentukan dan perbedaan
budaya anak-anak.
·
Cara
untuk meningkatkan pemahaman dalam membaca. Akan ada penelitian lebih besar,
misalnya, pengaruh anak untuk les anak pada belajar untuk kedua memahami dan
menggunakan apa yang dibaca.
·
Cara
untuk mencocokkan bahan bacaan bagi perkembangan kognitif remaja dan orang
dewasa.
6)
Sejarah dan ilmu sosial (History and
Social Studies)
Sejarah
Mata
pelajaran baru sejarah materi dan metodologi, berevolusi dari kekuatan yang
sama yang telah mempengaruhi bidang pokok lain, yaitu usulan disiplin dan
dorongan menuju spesialisasi. Subyek sejarah dipilih untuk memberikan siswa
dengan dasar konseptual yang dapat didasarkan spesialisasi. Penekanan
ditempatkan pada metode sejarawan penelitian, analisis, dan interpretasi. Siswa
tidak lagi diperlukan untuk
menghafal
fakta-fakta belaka atau kronologi, melainkan untuk mengungkapkan pemahaman
untuk teori-teori sosiologis umum. Pendekatan konseptual mendorong siswa untuk
secara terbuka keraguan dan critize interpretasi buku teks sejarah. Siswa
menarik kesimpulan mereka sendiri dan perspektif sebelumnya sering ditemukan
bias dan tidak dapat diandalkan. Perhatian publik tentang protes kampus
mengakibatkan permintaan bahwa sejarah diajarkan dalam mannner yang akan
membuatnya berlaku untuk resolusi konstruktif masalah comunity. untuk
accomondate permintaan ini, pakar kurikulum menyarankan mengintegrasikan studi
sejarah dengan penelitian dalam mata pelajaran lain. Penekanan
sekarang sedang ditempatkan pada memberikan pemahaman dasar untuk pengaruh
historis pada kehidupan masyarakat. Kegiatan
belajar yang disarankan meliputi mempelajari pengaruh dari ilmu pengetahuan dan
teknologi pada periode sejarah, identtifying hubungan antara gerakan historycal
dan pengembangan di bidang seni dan menyelidiki efek bussines dan industri pada
sejarah lokal.
Ada cara lain di
mana kurikulum sejarah kemungkinan akan berubah dalam yaers depan. Orang seperti Sleeper Martin yang sedang guing bahwa
kurikulum desain dalam bidang sejarah harus didasarkan pada teori kognitif
perkembangan daripada berkonsentrasi hanya pada makna sejarah yang telah
ditetapkan sebagai bidang (logika sarjana) atau memfokuskan hanya pada
keprihatinan siswa dan bagaimana sejarah dapat membantu mereka. Sebagai contoh, anadolescent mencoba menjadi kurang
egosentris dan belajar untuk berhubungan dengan orang lain mungkin menggunakan
sejarah untuk mengungkap dasar untuk perbedaan budaya orang lain.
Sosial studi
Ilmu
sosial adalah istilah yang mencakup untuk beberapa subjek masalah termasuk
sejarah dan ilmu-ilmu sosial. Semula, tujuan dari kurikulum studi sosial adalah
pembentukan "kepribadian sisi kaya dan banyak, dilengkapi dengan
penyuluhan, praktis dan terinspirasi oleh cita-cita sehingga mereka dapat
membuat jalan mereka dan memenuhi misi mereka dalam masyarakat yang berubah
yang merupakan bagian dari kompleks dunia. Ada dua
kecenderungan pada sosial studi
kurikulum. Salah satunya adalah untuk menggambar secara substansial dari
berbagai disiplin ilmu sosial baru dalam mengembangkan program-program sosial
studi. Lainnya adalah untuk mempelajari masyarakat mengatur konten kurikulum di sekitar studi
tentang budaya dunia dan urusan internasional.
7)
Bahasa asing (Foreign Language)
6 tahun sebelum Sputnik, The Modern
Language of America menyatakan keyakinan bahwa kami tidak cukup banyak orang
mengajar bahasa asing. Perhatian Natioanal untuk kemajuan penelitian ilmiah dan
teknologi di akhir tahun lima puluhan mengutamakan kebutuhan untuk pertukaran internasional
penelitian penyuluhan, satu atau dua bahasa asing menjadi persyaratan sekolah
menengah dan university. Siswa sekarang sedang mendukung untuk berpartisipasi
dalam perencanaan program bahasa . Kecenderungan muncul dari kebutuhan untuk membuat
seni bahasa yang relevan dengan kebutuhan siswa. Bahasa pokok untuk tahun 1980
mungkin akan mencakup penekanan pada keterampilan berbahasa dasar maupun yang
dibutuhkan untuk membaca dan menulis. Keterampilan
berbicara akan terkait dengan budaya asing mulai dari kencan khusus untuk
masalah uraban. Narasumber bisa membawa hidup untuk bahasa. Orang yang
tidak bisa berbahasa Inggris di masyarakat dapat diundang untuk berpartisipasi dalam
kegiatan kelas belajar.
8)
Seni (The Arts)
Petunjuk
luas revisi kurikulum diperlukan dalam seni didirikan pada tahun 1958. Pada
saat itu, dewan amerika panel masyarakat belajar pada kurikulum membuat dua
rekomendasi. Pertama, pendekatan dasar menjadi kreatif, yang memungkinkan
mahasiswa di studio dan lokakarya untuk secara pribadi terlibat. Kedua, bahwa
materi historis nya dimasukkan untuk mengembangkan pengertian siswa warisan
dalam seni. Seni kurikulum dia pertengahan tahun 1960 dirancang untuk
memberikan para siswa dengan penghargaan terhadap estetika tema dasar dinyatakan
dalam segala bentuk seni. Permasalahan yang dibahas konsep-konsep dasar seperti
ritme, gerakan, harmoni, dan konsep texture. Itu harus dialami melalui mendengarkan (penghargaan
musik), melakukan (bertindak, memainkan alat tradisional), dan menyusun (menekankan
teknik klasik).
4. The Politics
of Curriculum Making (Politik membuat
kurikulum)
Pengambilan keputusan
tentang apa yang akan dianggap berikut tahapnya:
v Decision Making
about What will be Taught
Ada beberapa definisi dari kurikulum yang mengubah kebanyakan
analisis dari pembuatan kurikulum. Mengatakan, misalnya kurikulum adalah apa
yang sebenarnya pelajar dari sekolah mengalami pandangan, kecenderungan,
keterampilan, dan sikap menyataka pelajar pribadi memiliki peran besar dan
menentukan kurikulum. Peserta didik individu dapat memutuskan untuk beberapa
perluasan apa yang akan dielajari. Untuk analisis
ini, kita akan memperlakukan keputusan kurikulum sebagai pilihan kebijakan
sadar yang mempengaruhi apa yang dipelajari. Ini
berkaitan dengan sifat program, rencana pre-instruksional, bahan, atau kegiatan
yang menggambarkan program-program pendidikan yang terorganisir dari sekolah
atau kelas keputusan. Mereka dibuat dengan maksud tujuan pengendalian, materi
pelajaran, metode, dan urutan instruksi. Kebijakan kurikulum memang membuat
antisipatif. Tidak semua yang membuat kurikulum
melakukannya dengan cara yang sama. Seorang pengawas sekolah yang membujuk
dewan untuk menginstal sebuah program pendidikan karir yang mempengaruhi
kurikulum.
v Level of
Curriculum Decision Making(tingkat
kurikulum pengambilan keputusan)
John Goodlad mencatat
bahwa kurikulum pengambilan keputusan terjadi pada beberapa tingkat
keterpencilan dari pelajar dan bahwa itu dijalankan oleh berbagai orang. Satu
tingkat adalah instruksional. Di sini
keputusan yang harus dibuat terutama tanggung jawab guru atau guru membimbing
kelompok tertentu peserta didik. Tingkat kedua
adalah adalah instusioanal: pada tingkat ini adalah keputusan terutama tanggung
jawab kelompok fakultas total di bawah pimpinan administrator. Tingkat
ketiga adalah masyarakat. di sini keputusan adalah tanggung jawab dewan dan legislator di tingkat lokal, negara bagian
dan federal.
v The Politics of
Curriculum Decision Making (Politik
kurikulum pengambilan keputusan)
Kurikulum
pengambilan keputusan politik. Tekanan dari semua jenis yang mengusulkan
nilai-nilai bersaing tentang apa yang akan diajarkan. Sebagai contoh, sebuah
dewan negara harus memutuskan apakah akan menyerah pada upaya untuk memiliki
versi Alkitab asal manusia teori penciptaan menjadi bagian dari konten di
sekolah atau mengikuti preassure dari mereka yang ingin hanya teori evolusi
Darwin diajarkan . Sebuah pemetaan titik-titik leverage untuk membuat kebijakan
kurikulum di sekolah lokal akan sangat kompleks, selain bekerja di dalam
sekolah atau kelas, guru cenderung untuk mempengaruhi kebijakan kurikulum di
arena polisal lebih besar.
5.
Peserta dalam menentukan kebijakan kurikulum (Participants in Determining Curriculum
Policy)
v Guru (teachers)
Pada
tingkat ruang kelas atau instruksional, kebanyakan guru memiliki kesempatan
untuk menentukan tujuan instruksional dalam sebuah pekerjaan keseluruhan yang
menunjukkan apa yang diajarkan. Sering mereka dapat juga dan ketertiban
kegiatan belajar untuk mencapai tujuan ini. Mereka membuat keputusan kurikulum
penting ketika mereka memutuskan untuk kegiatan kelompok di sekitar pusat
pengorganisasian tertentu seperti masalah, proyek, luas inquirey, topik
pelajaran, dan unit. Namun kebebasan guru dalam pengembangan kurikulum
bervariasi. Organisasi guru mulai melihat
masalah kurikulum.
v Kepala Sekolah (Principals)
Meskipun deskripsi pekerjaan formal
sebagai pemimpin kurikulum, tren utama menjadi sedikit lebih dari satu
perantara antara kantor pusat, orang tua, dan staf dalam melaksanakan
kurikulum. R.J. Pellegrin ditemukan, misalnya, bahwa kepala sekolah yang terbebani
dengan seperti banyaknya kegiatan manajerial yang sangat sulit bagi mereka
untuk mencurahkan waktu dan upaya yang diperlukan untuk inovasi pada skala
besar. Kepala sekolah harus secara aktif terlibat dalam membuat kurikulum hanya
di sekolah-sekolah di mana mereka telah merencanakan tanggung jawab tanpa
tanggung jawab operasi yang berat. Sebagai
contoh, telah menemukan bahwa, di bawah desentralization, pengaruh kepala
sekolah telah terbesar dalam memilih bahan, mengubah program di daerah konten,
dan dalam menentukan tujuan sekolah. Terutama pengembangan kurikulum belum
membaik dalam sistem desentralisasi sekolah karena guru dan kepala sekolah
tidak memiliki keterampilan tachnical untuk pembuatan kurikulum dan
penyempurnaan dari peran mereka.
v Pengawas (Superintendent)
Para pengawas perubahan
mempengaruhi kebijakan kurikulum dengan menanggapi hal sebelum dewan
pendidikan, inisiasi program untuk
penyuluhan penataran guru, membuat personil daerah menyadari perubahan yang
terjadi di sekolah atau sekolah lainnya dan moderator tuntutan luar untuk
perubahan. Pengawas harus mengambil tuntutan kurikulum dari pemerintah federal
dan membuat mereka diterima oleh penduduk setempat. Pengawas
juga menilai diri mereka paling lemah dalam kurikulum dan pengajaran, sebagai
lawan dari kinerja di bidang keuangan atau rancangan pengelolaan.
v Siswa/ Peserta Didik (Students)
Mahasiswa, jarang yang memiliki pengaruh
resmi atas apa yang mereka pelajari. Tentu aja ada, pada sekolah di mana ketentuan dibuat untuk
beberapa pemerintah asli oleh siswa. Petugas Mahasiswa dapat dipilih dan
diangkat ke dewan kebijakan. Mereka bahkan dapat menyetujui janji fakultas dan
menentukan penawaran kursus dan persyaratan akademik, dan informal. Bagaimanapun,
mahasiswa memiliki banyak pengaruh atas apa yang diajarkan.
v
Dewan
Sekolah Lokal (local School Board)
Sebuah analisis politik terbaru
menunjukkan papan lokal pendidikan memainkan peran dimininshing dalam
pengambilan keputusan yang sebenarnya anggota penstempel profesional sering merekomendasi.
Anggota dewan biasanya tidak memiliki kompetensi
teknis yang mereka butuhkan untuk memutuskan program kurikulum khusus.
v Masyarakat setempat (Local community)
peran
masyarakat awam lokal dalam merumuskan kurikulum minimal. Masyarakat tahu
sedikit tentang isi kursus dan tidak terlibat dengan masalah kurikulum umum.
Vandalisme, narkoba, dan disiplin cenderung dilihat sebagai masalah, bukan
sebagai masalah kurikulum. Sampai sekarang
masyarakat setempat meninggalkan perencanaan kurikulum untuk profesional. Hanya
kadang-kadang tidak umum terlibat dalam kurikulum.
v Regional, negara, dan lembaga
national (Regional, State, and Nasional
agencies)
Negara latihan
memanfaatkan kurikulum dalam banyak hal, legislatif negara sering meresepkan
apa yang harus diajarkan. Sopir pelatihan dan kursus dalam bahaya alchol dan
narkotika biasanya diamanatkan. Departemen
negara peran dewan pendidikan dan kondisi pendidikan bervariasi.Di Inggris baru
sekolah lokal memiliki banyak kebebasan dari kontrol negara.
v Badan Penguji (Testing Agencies)
Lembaga pengujian telah membantu membuat
"nasional" kurikulum. Tets Standar untuk masuk perguruan tinggi telah
cukup didefinisikan dengan baik apa yang siswa akan kolase harus tahu dengan
cara pemahaman dan penalaran. Bacaan lebih lanjut standar nasional dan tes
matematika diberikan dalam sekolah dasar banyak menentukan isi spesifik dari
kurikulum.
v Buku teks dan materi kurikulum
lainnya (Textbook and Other Curriculum
Materials)
Kebanyakan mengajar
sekolah adalah dengan buku pelajaran atau materi kurikulum lainnya,seperti
panduan, workbook, dan apparatus. Students laboratorium lebihmungkin untuk
mempelajari apa yang mereka telah diajarkan sesuatu yang lain.
v Pemerintah Federal (The Federal Government)
Pemerintah federal telah menjadi pengaruh yang sangat kuat
dari bahan jenis digunakan di sekolah. Terutama melalui Science bangsa Foundation
(NSF) dan Kantor Negara Serikat Pendidikan (USEO) telah dikerdilkan semua upaya
pengembangan kurikulum sebelumnya oleh negara, sistem lokal, dan perusahaan
swasta. Laboratorium regional Federal didukung, para sarjana akademik, dan
organisasi nirlaba yang telah menghasilkan materi kurikulum yang telah
digunakan di sekolah kita yang paling, umumnya bahan ini telah memodifikasi isi
materi daftar mata pelajaran, matematika, sains, Bahasa Inggris, membaca, bukan
disiplin baru diperkenalkan ke sekolah.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Saya pikir kurikulum
tersembunyi menunjukkan sampai kebutuhan kita akan memperhatikan
pengalaman dan memahami Pendidikan itu
sendiri : apa arti dari moralitas? Bagaimana
moralitas itu diajarkan? Semua itu harus kita pahami, Pluralisme budaya adalah penting karena mencakup tujuan yang berbeda dan
memberi berbagai tanggapan terhadap masalah bagaimana orang-orang dengan
orientasi nilai yang berbeda dapat dididik. Mainstreaming merupakan masalah
tepat waktu, bukan hanya karena cocok dengan minat yang tumbuh di hak anak,
tetapi karena memberikan kita kesempatan untuk mengenal tujuan sekolah. Masalah
pendidikan karir memaksa kita untuk membuat pilihan: kita bisa melihat semua
pendidikan membantu seseorang menuju kejuruan menjadi lebih benar-benar manusia atau kita bisa melihatnya sebagai
melayani kebutuhan negara perusahaan. Sebagian besar masalah adalah turunan
dari dua kekhawatiran mendasar, orang yang berdedikasi telah merasakan bahwa
aspek kurikulum tidak konsisten dengan premis bahwa setiap manusia adalah
penting terlepas dari ras, status nasional, sosial, ekonomi, atau mental.
Eksploitasi peserta didik oleh kurikulum tersembunyi, penolakan nilai-nilai
minoritas dalam kurikulum, dan kegagalan untuk merangsang terbelakang
kasus-kasus di titik. Di samping hal tersebut, selaku
pembelajar, pendidik, ataupun pembuat kebijakan, kita harus jeli dalam
menangkap berbagai isu dan tren yang berkembang di dalam masyarakat dunia
secara umum.
B.
Implementasi
· Beneffit: kurikulum
berkembang sesuai dengan tingkatan tahun ajaran seimbang antara kepentingan
nasional dan daerah, mengetahui issu
yang berkembang pada kurikulum.
· Impaction: dari temuan kontroversial juga
banyak data yang berlimpah yang memerlukan analisa lebih lanjut, jelas bahwa
pembelajar memerlukan waktu peningkatan dalam instuctional cenderung
meningkatkan prestasi, tetapi kami tidak
tahu apa cara yang paling ekonomis untuk meningkatkan hal tersebut.
C.
Recomendasi:
rekomendasi ini saya ajukan agar para akademisi calon-calon guru lainnya
mengetahui dan memahami pengantar kurikulum dan issu-issu kurikulum yang
berkembang di masyarakat diharapkan kedepannya kita tidak hanya belajar tentang
kurikulum di Perguruan Tinggi saja tetapi mempraktikanya nanti dengan benar sesuai
kurikulum yang berkembang.
SUMBER REFERENSI
Neil.D.Mc. 1998.Curriculum:
A Comperehensive Introduction. Little Brown and Company
C. Ornstein Allan dan P. Hupkins Francis. (1996). Curriculum Foundations Principles and Issues.
New Jersey: Prentice Hall.
http://hendrizalman.blogspot.com/2012/04/
prinsip-dan-isu-dalam-pengembangan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar